"Rumah di perbatasan di Timor Leste itu bagus-bagus loh, itu rumahnya orang transmigrasi, tapi kalau malam sayang sekali gelap," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rida Mulyana, kepada detikFinance, Selasa (5/5/2015).
Rida mengatakan, pihaknya mendorong supaya rumah-rumah di sana atapnya diganti dengan atap solar cell, sehingga pada siang hari bisa menyimpan energi listrik ke dalam baterai, yang kemudian di malam hari digunakan untuk penerangan dan menyalakan televisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang ada satu persoalan, yaitu terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah perbatasan, akan menyulitkan bila solar cell dan infrastrukturnya rusak, karena tidak ada yang memperbaiki dan suku cadangnya juga tidak mudah didapatkan di daerah perbatasan.
"Kita buat kelompok warga, kita kasih kontrak kami yang penting awalnya mereka bisa kontak kita kalau alatnya rusak biar kita perbaiki. Jangka menengahnya kita didik anak-anak SMK untuk bisa perbaiki. Saya juga sudah bicara dengan Menteri Pendidikan Pak Anies Baswedan, beliau setuju dan minta daerah yang dipasang solar cell diutamakan yang ada SMK-nya dulu," terangnya.
"Beliau juga akan memasukkan kurikulum hemat energi dari tingkat SD, cukup generasi kita saja yang boros energi, tapi anak-cucu kita punya kebiasaan untuk hemat energi," tutup Rida.
(rrd/ang)