PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Adaro Energy Tbk untuk memperkuat pasokan dan jaringan distribusi bahan bakar minyak (BBM) khususnya di kawasan Indonesia bagian Timur. Tujuannya untuk menambah jumlah cadangan operasional BBM nasional dari yang sebelumnya 18 hari menuju ke 30 hari.
Tahap awal, Pertamina akan memasok kebutuhan BBM ke Adaro sebanyak 550.000 Kilo Liter (KL) dari kebutuhan total 800.000 KL per tahun hingga 10 tahun ke depan. Sedangkan Adaro akan menyediakan storage atau tempat penyimpanan BBM miliknya untuk dimanfaatkan oleh Pertamina.
Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan, kerjasama ini merupakan langkah baru dari sinergi perusahaan energi nasional. Dengan kerjasama ini, Pertamina bisa hemat karena tidak perlu membangun storage (tangki) BBM dari awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penandatanganan kerjasama ini dilakukan Kantor Kementerian ESDM, juga disaksikan langsung Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sudirman menambahkan, kerjasama ini nantinya akan diperluas pada pengembangan storage. Selain dengan Adaro, Kementerian ESDM akan memfasilitas pemanfaatan storage perusahaan energi lain, untuk menambah cadangan operasional BBM nasional dari 22 hari menjadi 30 hari.
"Indonesia berjuang naikkan cadangan operasional dan strategis. Minimal jadi 30 hari. Maka dalam 3-4 tahun bisa jadi 2 kali lipat. Kalau bangun perlu waktu dan biaya. Maka bisa kerjasama memanfaatkan fasilitas terpasang milik BUMN atau swasta," ujarnya.
Ditambahkan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Pertamina pada fase awal menyiapkan 550.000 KL BBM untuk memenuhi kebutuhan operational tambang Adaro di Kalimntan dan Indonesia Timur. Total kebutuhan Adaro mencapai 800.000 KL per tahun. Secara bertahap, Pertamina akan menyuplai kebutuhan BBM ke Adaro. Kerjasama mulai berjalan efektif dalam periode 2 bulan ke depan.
"Nilai kontrak per tahun Rp 7 triliun. Pertamina akan pasok selama 10 tahun," ujarnya.
Ditempat yang sama Presiden Direktur Adaro Energi Garibaldi menerangkan, Adaro kini memiliki storage untuk penampungan BBM dengan kapasitas 72.000 KL di daerah Pulau Laut. Selama ini, storage tersebut dimanfaatkan untuk operational Adaro.
"Untuk naikkan kapasitas, kita akan bicara lagi dengan Pertamina dan Pelindo," ujarnya.
(feb/rrd)











































