SBY Merasa Difitnah Karena Tak Bubarkan Petral

SBY Merasa Difitnah Karena Tak Bubarkan Petral

Wahyu Daniel - detikFinance
Selasa, 19 Mei 2015 08:52 WIB
SBY Merasa Difitnah Karena Tak Bubarkan Petral
Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero), yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral), karena dugaan sarang mafia migas. Menteri ESDM Sudirman Said pada hari Minggu lalu mengatakan, selama ini pembubaran Petral selalu mentok di meja Presiden terdahulu, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menanggapi hal ini, SBY merasa difitnah. Dalam akun Twitternya, yaitu @SBYudhoyono, SBY meminta Sudirman untuk melakukan klarifikasi.

"Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya, ketika menjadi Presiden dulu. Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yang dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apa pun diberantas," kata SBY dalam kicauannya, seperti dikutip, Selasa (19/5/2015).

Dalam seri kicauan tersebut, SBY mengatakan, dirinya saat menjadi presiden membentuk Satgas Pemberantasan, yang tujuannya memberantas kejahatan dan penyimpangan yang terjadi dalam penyelenggaraan negara.

"Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius. Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya," ujar SBY.

SBY mengatakan, kemarin dia telah berbicara dengan mantan Wakil Presiden Boediono dan 5 mantan menteri. Isi pembicaraan, mempertanyakan apakah pernah ada usulan pembubaran Petral saat SBY masih menjabat presiden.

"Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu. Berita ini saya pandang sudah termasuk fitnah dan pencemaran nama baik. Saya masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yang menyebarkan. Mungkin tidak mudah menghadapi yang tengah berkuasa sekarang ini. Tetapi, kebenaran adalah 'power' yang masih saya miliki," papar SBY.

Selama jadi Presiden, lanjut SBY, dirinya tidak pernah mengintervensi BUMN mana pun. Termasuk urusan tender dan bisnis.

"Yang penting jangan korupsi. Saya juga berpesan agar semua BUMN berkembang baik, bayar pajak dan dividen, tidak ada korupsi dan jangan pula jadi sapi perah," ucap SBY.

"Sebenarnya saya mendukung upaya pemerintahan Presiden Jokowi untuk lakukan penertiban, karena setiap Presiden hakikatnya juga begitu. Tetapi, kenapa harus terus menyalahkan pemimpin dan pemerintahan sebelumnya. Popularitas bisa dibangun tanpa menjelekkan pihak lain. Tuduhan dan fitnah yang disampaikan Menteri ESDM dan pihak-pihak tertentu sulit saya terima. Rakyat Indonesia, doakan saya kuat menghadapi," tutur SBY.

Soal pernyataan Menteri ESDM terkait pembubaran Petral yang selalu berhenti di meja presiden sebelumnya. Anda bisa klik di sini.

(dnl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads