"Energi baru terbarukan mendapat perhatian besar dari Presiden. Jadi dalam 5 tahun ini investor harus memanfaatkan peluang, apalagi untuk mewujudkan proyek 35.000 MW," kata Gobel di acara Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) ke VI dan Diskusi Panel dengan Topik "Komitmen Energi Bersih untuk Pembangunan Berkelanjutan Indonesia", di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Kamis (28/5/2015).
"Bagaimana peran energi baru ini bisa dimanfaatkan para investor yang tergabung juga dalam Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), untuk mewujudkan itu, saya rasa saya optimis, tinggal pengurus METI lebih agresif dan pro aktif," tambah Gobel.
Ia mengakui, masih banyak sekali hambatan khususnya birokrasi dan perizinan, dalam pengerjaan proyek listrik energi baru terbarukan terutama panas bumi (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP).
"Tapi pemerintah temasuk Presiden, sudah menjadikan Energi Baru Terbarukan salah satu fokus, dalam rapat kabinet Presiden sudah bilang ini harus jalan, dan kalau ada hambatan akan di bawa ke rapat terbatas. Supaya program infrastruktur bisa segera jadi," kata Gobel.
Ia menambahkan lagi, Presiden juga meminta para menteri yang membantunya, tidak ada ego sektoral.
"Jadi antar kementerian kalau ada masalah langsung diselesaikan. Saya kalau ada hal yang sulit dengan ESDM, kita langsung bicarakan dan oke, begitu sebaliknya," tutup Gobel.
Misalnya saat ini saja, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, dengan potensi listrik mencapai 28.000 MW, namun yang baru bisa termanfaatkan masih kurang dari 5%. Banyak faktor yang menghambat salah satunya karena perizinan.
(Rista Rama Dhany/Suhendra)











































