Mengutip data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Minggu (31/5/2015), dalam 5 tahun ke depan pemerintah menganggarkan Rp 150 triliun dari APBN untuk percepatan kedaulatan energi nasional.
Selain itu, untuk mendukung ketahanan energi tersebut, Kementrian ESDM juga menargetkan investasi sektor energi dari swasta nasional sebesar Rp 4.000 triliun hingga 2019 mendatang.
Besaran investasi tersebut diproyeksikan untuk pembangunan pembangkit listrik sebesar Rp 1.100 triliun, sektor energi baru terbarukan (EBT) Rp 500 triliun, sektor hulu Migas Rp 1.200 triliun, sektor hilir Migas Rp 600 triliun, serta sektor mineral dan batubara Rp 600 triliun.
Dalam target 54 bulan ke depan, pemerintahan bertekad mengurangi ketergantungan pada energi fosil dengan menaikan porsi energi terbarukan sebesar 25% dari konsumsi energi nasional, efisiensi energi hingga 10% pada 2019.
Dalam bidang kelistrikan, pemerintah berambisi membangun pembangkit sebesar 42.000 MW sekaligus industri pendukung dan kandungan lokal kelistrikan.
Sementara dalam pembangunan sektor Migas, pemerintah terus melanjutkan percepatan pembangunan kilang minyak, menambah konsumsi biofuel, konversi BBM ke gas, serta memperbaiki tata kelola gas yang meliputi alokasi, harga, dan tata niaga gas.
Di sisi lain, pemerintah juga tetap melanjutkan hilirsasi industri tambang serta konsolidasi industri tambang untuk penyehatan pasar.
Di luar target dalam 54 bulan tersebut, Kementrian ESDM menyusun capaian jangka pendek dalam 6 bulan ke depan, dan target jangka panjang dalam kurun waktu 54 bulan ke depan.
Dari data Kementrian ESDM, 6 bulan pertama dimulai dengan mengurai sumbatan, penguatan kepemimpinan, pelibatan stakeholder, transparansi ketputusan, konsolidasi energi, dan pemetaan perencanaan.
(Angga Aliya/Angga Aliya)











































