Padahal, kata dia, Pulau Bintan sangat potensial dengan industri pariwisatanya yang terus berkembang.
โ
"Saya bingung Bintan krisis listrik. Padahal wisata bagus, industrinya sedang sangat berkembang. Wisatawan dari Singapura itu di Singapura hanya menginap 1 malam, 2 malam di Bintan. Tapi di Bintan malah banyak mati lampu. Kok bisa sampai krisis," tutur dia ditemui di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
โ
PLN Wilayah Riau-Kepri mencatatkan, adanya devisit atau kekurangan pasokan listrik hingga 10 Mega Watt yang menyebabkan krisis listrik di wilayah kerjanya termasuk didalamnya adalah Pulau Bintan. Penyebab krisis ini karena rusaknya dua pembangkit PLTU 2 x 15 MW yang ada di Tanjungpinang.
Dengan kondisi seperti ini, sambung dia, sudah seharusnya pemerintah bisa memberikan perhatian lebih pada pulau yang kaya akan kekayaan laut dan pemandangan bahari yang indah ini.
Dukungan yang dimaksud adalah dengan mengarahkan investasi asing mau pun dalam negeri, untuk menggarap infrastruktur energi khususnya pembangkit listrik ke pulau ini.
"Saya usulkan bisa dikembangkan solar cell (pembangkit listrik tenaga matahari) di Bintan. Atau kalau mau lebih murah di masa depannya bisa dikembangkan pembangkit thorium (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir non uranium) yang merupakan energi hijau. Di sana (Pulau Bintan) banyak tersedia," sebut dia.
Dengan dukungan ini, diharapkan Pulau Bintan dan pulau-pulau lain di Kepulauan Riau bisa terbebas dari krisis listrik, tanpa harus membebani negara karena potensi perkembangan daerah dari sektor pariwisatanya yang cukup besar.
(Dana Aditiasari/Rista Rama Dhany)