"Ini untuk reaktor generasi keempat yang sangat aman," kata Kepala Badan Atom Nasional (BATAM) Djarot Wisnusubroto di Moskow, Selasa (2/6).
Menurut dia, angka Rp 50 triliun ini berdasarkan perhitungan kasar dengan alasan peningkatan keamanan. Hal tersebut menyusul terjadinya tragedi Fukushima.
"Dulu sekitar Rp 25 triliun, namun itung-itungan sekarang sekitar Rp 50 triliun untuk yang lebih aman. Ini bisa menghasilkan 1.000-1.400 megawatt," urai dia.
Tentunya pembangunan ini bergantung keputusan pemerintah, apakah akan segera membangun atau tidak. Dengan PLTN diharapkan krisis listrik bisa teratasi.
"Butuh 5 tahun untuk membangun konstruksi," jelas dia.
Saat ini generasi keempat reaktor nuklir untuk energi yang dikembangkan, termasuk di Vietnam, dan Uni Emirat Arab.
"Generasi keempat ini mengutamakan keselamatan yang paling utama, dan tak akan terjadi kontaminasi keluar bila terjadi sesuatu, lebih ekonomis, dan limbah yang sedikit," tegas Djarot.
Bangka dan Kalimantan menjadi tempat yang cocok. Survei feasibility juga sudah dilakukan. Apalagi sumber daya di kedua tempat itu terpenuhi.
(ndr/ang)











































