"Investor yang berpengalaman di PLTN itu sudah berminat. Salah satunya Rosatom dari Rusia," kata Maritje saat ditemui di Gedung EBTKE Cikini, Jakarta, Jumat (12/6/2015).
Maritje menjelaskan, kedatangan Rosatom ke Indonesia dilakukan karena BUMN asal Rusia tersebut tertarik membangun dan mengembangkan PLTN di dalam negeri. Sayangnya Maritje belum berani mengatakan dimana saja Rosatom berminat membangun PLTN.
"Mereka juga cerita pengalaman mereka," tambahnya.
Selain Rosatom dari Rusia, ada beberapa perusahaan lain yang juga datang dan berminat membangun PLTN.
"Satu dari Korea dan satu lagi lupa saya," sebutnya.
Dengan banyaknya ketertarikan perusahaan asing untuk membangun PLTN di dalam negeri disambut baik pemerintah. Pasalnya saat ini Indonesia sedang memerlukan pembangkit listrik yang memiliki kapasitas produksi listrik yang besar dan efisien. Maritje menilai, PLTN lebih efisien dibandingkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"arena kebutuhan listrik kita tinggi. 2025 itu berapa kali lipat. PLTU paling besar sekarang berapa Megawa Watt, kalau PLTN kan minimal 1.000 MW kapasitasnya, yang terbaru 1.500 MW. Kalau PLTU paling besar 800 MW kan," jelasnya.
(wij/rrd)











































