Jokowi Mau Bangun Listrik 35.000 MW, Bos Adaro: Masih Kurang

Jokowi Mau Bangun Listrik 35.000 MW, Bos Adaro: Masih Kurang

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 23 Jun 2015 20:53 WIB
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya program mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang dianggap terlalu ambisius. Namun menurut Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir, pembangkit sebanyak itu masih kurang untuk mencukupi kebutuhan listrik rakyat Indonesia.

"China itu kebutuhan listriknya 1 juta MW. Indonesia dengan perbandingan jumlah penduduk 1/5 China maka idelnya butuh listrik 200 ribu MW. Sekarang kita masih sangat kurang," ujar Thohir saat berbincang dengan awak media di Lobo Resto, Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Menurutnya, tambahan 35.000 MW dalam 5 tahun tersebut masih kurang, untuk memenuhi kebutuhan standar listrik secara nasional di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini eksisting pembangkit kita kapasitasnya 45.000 MW. Ditambah β€Ž35.000 MW yang mau dibangun Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) berati total jadi 80.000 MW dalam 5 tahun ke depan. Itu masih kurang," tegasnya.

Untuk itu, ia mengaku sangat mendukung program Presiden Jokowi yang ingin membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 35.000 MW dan berkomitmen untuk berkontribusi memenuhi target tersebut.

"Kita punya Adaro Power yang fokus di pembangkit listrik. Tentu kita akan kontribusi. Prinsipnya pebisnis itu, kalau ingin industri maju maka negaranya harus maju. Kalau negara nggak maju, sebagus apapun produk yang kita bikin nggak akan dilirik negara lain," pungkasnya.


35.000 MW Tak Mustahil

Terkait pandangan miring bahwa mega proyek tersebut dinilai mustahil, menurutnya tidak benar karena target 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah adalah target yang sangat mungkin dicapai.

"35.000 MW itu nggak mustahil. Tapi memang kita butuh extra effort. Nggak cukup hanya dengan kerja tapi harus kerja keras," tegasnya.

Optimismenya tersebut didasarkan atas pandangannya terhadap berbagai upaya yang dilakukan pemerintah saat ini.

"Pak Jokowi kan sudah menyerahkan pembangunan pembangkit listrik ke swasta. Kemudian juga didukung oleh kebijakan yang mempermudah swasta untuk merealisasikan komitmennya. Saya rasa dukungan itu sudah sangat baik. Tinggal bagaimana Pemerintah menyeleksi swsata mana yang benar-benar punya kapasitas," tandasnya.

(dna/rrd)

Hide Ads