Rupanya sejumlah warga sudah lama mengetahui menyusutnya umur Saguling yang mulai beroperasi pada 1985 setelah diresmikan Mantan Presiden Soeharto.
"Bertahun-tahun kabar seperti itu. Saya tahunya akibat mengalami pedangkalan," kata Raden Bagja, warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kepada detikFinance, Senin (29/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana pun Saguling merupakan aset negara yang difungsikan sebagai pembangkit listrik untuk Jawa-Bali, maka itu perlu dijaga keberadaannya. Mudah-mudahan enggak menimbulkan defisit listrik. Kan sudah ada rencana dibangun pembangkit lainnya," ucap Raden.
PT Indonesia Power selaku pengelola waduk dan pengoperasi pembangkit listrik Saguling menyebut bila Saguling tidak beroperasi, listrik masih bisa dipasok dari unit pembangkit yang lain. Tapi setiap unit pembangkit lain juga harus ada perawatan dan penghentian aktivitas beberapa waktu.
Pihak Indonesia Power menegaskan, setiap tahunnya luas waduk menyempit dan tingkat sedimentasi berupa endapan lumpur dan tanah makin parah. Tingginya sedimentasi di daerah aliran sungai (DAS) Citarum juga turut memicu berkurangnya usia PLTA Saguling.
Selain proyek permukiman yang mengepung zona Saguling, perilaku buruk manusia menyebabkan dangkalnya kondisi bendungan, seperti tercemarnya kualitas air di DAS Citarum oleh limbah industri dan domestik yang bermuara ke Waduk Saguling. Percepatan laju pedangkalan Saguling terus berlangsung dengan kemunculan aktivitas tambang pasir di pinggir Citarum sehingga terjadi erosi.
"Saya prihatin dengan kondisi Saguling yang 'sekarat' karena sedimentasi. Akhirnya pihak PLN dan Indonesia Power sekarang terkena dampaknya," kata Indra Darmawan, warga Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.
Saguling kini menghadapi persoalan pelik berupa sedimentasi. Indra yang juga aktivis lingkungan peduli Citarum, menyebut masalah Waduk Saguling menjadi tanggung jawab bersama.
"Jangan ada lagi alih fungsi lahan di DAS Citarum. Perlu larangan tegas soal perilaku industri dan masyarakat mencemari Sungai Citarum dengan limbah yang alirannya masuk Saguling," ujar Indra.
(bbn/rrd)