"Karena orang sudah mulai pandai, mereka pindah dari awalnya menggunakan meteran daya 1.300 VA diturunkan jadi 900 VA, tarif listriknya jauh lebih murah," ungkap Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir, dalam rapat di Badan Anggaran DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Ia mengakui, hal ini terjadi karena adanya kerjasama antara oknum masyarakat dengan oknum pekerja PLN di lapangan. Karena dengan ubah daya dari 1.300 VA ke 900 VA, tarif listriknya lebih murah di sekitar Rp 595/kWh, sementara tarif listrik 1.300 VA sekitar Rp 1.335/kWh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sofyan mengakui, apalagi kelemahan PLN, tidak bisa menilai apakah warga masyarakat yang mendaftar pemasangan listrik adalah orang miskin atau tidak.
"Saat masyarakat datang ke PLN, minta pasangkan saya 900 VA atau 450 VA, si petugas ini tidak bisa mendeteksi kalau si orang ini miskin, mereka pasang saja," ujarnya.
"Bahkan kos-kosan sekarang pun yang punya 70 kamar dikasih tiap kamar 900 VA, padahal gajinya besar. Jadi bukan kami ingin menghindari, tapi kami tidak ahli menilai orang miskin," katanya.
Ia menegaskan, modus seperti inilah yang menyebabkan jumlah pelanggan PLN golongan 900 VA naik singnifikan setiap tahun.
"Naiknya besar-besaran, 12% per tahun. Makanya yang perlu dipahami masyarakat, bahwa tujuan pemerintah meninjau kebijakan subsidi listrik, tidak lagi memberikan subsidi ke tarif listri, tapi langsung ke orang miskin," tutup Sofyan.
(rrd/dnl)