Ini Harta Karun Energi RI yang Belum Banyak Terjamah

Ini Harta Karun Energi RI yang Belum Banyak Terjamah

Rista Rama Dhany - detikFinance
Senin, 06 Jul 2015 11:04 WIB
Ini Harta Karun Energi RI yang Belum Banyak Terjamah
Jakarta -

Ketergantungan Indonesia pada energi fosil makin tinggi, mulai dari bahan bakar minyak, batu bara, sampai gas bumi. Padahal energi ini suatu saat akan habis. Sebenarnya, negara ini punya harta karun energi yang tak akan habis hingga ratusan tahun dan jumlahnya terbesar di dunia. Apa itu?

Harta karun energi tersebut adalah panas bumi (geothermal). Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa dimanfaatkan untuk listrik hingga 28.000 megawatt (MW). Namun sampai saat ini, baru 5% yang termanfaatkan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM yang dikutip detikFinance, Senin (6/7/2015), saat ini 46% kebutuhan energi Indonesia masih mengandalkan minyak bumi, 31% mengandalkan batu bara, 18% gas bumi, sementara panas bumi hanya 5%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat kondisi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan perintah kepada para menterinya, mulai dari Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri ESDM Sudirman Said, untuk memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan, salah satunya panas bumi.

Apalagi dari target pembangkit listrik 35.000 MW dalam lima tahun ke depan yang ditargetkan pemerintahan Presiden Jokowi, 90% mengandalkan batu bara.

Sebelumnya, Jokowi juga mengungkapkan, Indonesia masuk dalam negara cincin api (aliran magma) sehingga memiliki potensi panas bumi yang melimpah. Studi dan penelitian terkait energi terbarukan juga telah dilakukan sehingga faktor keamanan sudah diperhitungkan.

Selama hutan dijaga, maka hujan selalu ada lalu air hujan terserap tanah dan jatuh ke aliran magma sehingga menimbulkan uap panas. Uap panas inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin listrik dan menghasilkan listrik. Maka selama hutan dijaga, maka Indonesia dapat memanfaatkan panas bumi hingga seratusan tahun.

Apalagi panas bumi tidak bisa diekspor, siapa yang bisa bawa magma lalu dikirim ke luar negeri. Sayangkan harta karun energi yang bisa dimanfaatkan seratusan tahun ini tidak dimanfaatkan.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads