"Pembentukan posko hari raya Idul Fitri. Posko bertempat di Kantor BPH Migas. Tugas posko adalah memantau ketersediaan dan pendistribusian BBM melalui laporan badan usaha, dan berita serta laporan monitoring lapangan yang dilakukan oleh staf BPH Migas," kata Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Someng saat Konferensi Press di Kantor Pusat BPH Migas, Jakarta Selatan, Selasa (14/7/2015).
Selain membentuk posko mandiri, BPH Migas bergabung juga dengan Kementerian ESDM dan Ditjen Perhubungan Darat di dalam posko bersama. Posko ini juga bertujuan untuk menjamin pasokan energi sebelum dan sesudah lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi badan usaha, BPH Migas memerintahkan PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai langkah untuk pengamanan pasokan BBM selama arus mudik 2015. Pertamina diminta untuk membentuk posko satgas BBM dan LPG di Kantor Pusat Pertamina dan Kantor Region Pertamina. Pertamina juga harus memonitor stok BBM di seluruh terminal BBM melalui sistem komputerisasi SIM S&D. Untuk mendukung pasokan BBM, terminal BBM dan SPBU wajib dioperasikan 24 Jam non stop untuk jalur mudik mulai H-15 sampai H+15 lebaran.
"Langkah lainnya switching (mengganti isi BBM) tangki timbun di terminal BBM untuk premiun, switching tangki pendam di SPBU dari solar ke premium/pertamax. Kemudian penambahan mobil tangki atau switching mobil tangki. Menyiapkan mobil tangki BBM stand by di SPBU yang berada di jalur rawan kemacetan total," ujarnya.
Pertamina, kata Andy, diminta memisahkan jalur pelayanan masuk motor dan mobil serta menyedian titik SPBU transit khusus sepeda motor. Selain itu, BPH Migas meminta Pertamina menyiapkan jalur contra flow untuk mengantisipasi stagnasi mobilitas mobil tangki akibat kemacetan selama mudik.
"Menyediakan Bahan Bakar Khusus (BBK) dalam kemasan ada 10 liter dalam kaleng, ada Pertamax dan Pertamax Dex di SPBU yang tidak menjual BBK," ujarnya.
(feb/rrd)











































