Bali dipilih, karena Pulau Dewata ini selalu ramai dikunjungi oleh warga negara asing. sehingga cocok sebagai percontohan.
"Bali akan jadi contoh pusat energi baru terbarukan, kalau Sumba baik tapi terlalu kecil. Bali dipilih karena dikunjungi banyak orang asing," kata Menteri ESDM Sudirman Said, di kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (30/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira pertama kali kita dengar 25% itu datang dari EBT (energi baru terbarukan). Kami harapkan menjadi nyata. Saya kira bagaimana EBT akan semakin didorong maju," ujarnya.
Di tempat yang sama, Dirjen EBTKE Rida Mulyana, menyebut energi baru terbarukan sebagai solusi jangka panjang karena bebas polusi.
Selain itu, Kementerian ESDM telah menyusun regulasi agar investor tertarik masuk menanamkan investasi di dalam pengembangan energi terbarukan.
"Kami sudah perbaiki tarif energi sampah, bioenergi, PLTMH (mini hidro), tarif PLT Banyu kami perbaiki. Energi surya juga mau kami perbaiki. Semua double digit. Tidak ada yang kecil. Ini untuk merangsang. Mana ada pengusaha mau masuk bila untung kecil," ujarnya.
(feb/dnl)











































