Rizal menilai proyek tersebut tidak rasional sehingga harus dievaluasi ulang. Menjawab kritikan bawahannya, Jokowi angkat suara.
Jokowi meminta Rizal sebagai menteri kordinator untuk mencari solusi terbaik agar proyek pembangkit listrik tersebut bisa dibangun dan bisa beroperasi sesuai target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Rizal, Jokowi memang mendengar adanya kritikan dari berbagai kalangan terkait proyek 35.000 mw. Meski dikritik, Jokowi menilai angka tersebut tidak ambisius karena kebutuhan listrik di Indonesia memang sangat tinggi.
"Ya banyak yang menyampaikan bahwa 35.000 mw itu sebuah target yang ambisius. Tapi memang itu kebutuhannya seperti itu. Oleh sebab itu angka 35.000 mw," ujarnya.
Jokowi menyebut proyek pembangkit listrik pasti menghadapi masalah. Tantangan terbesar ialah pembebasan lahan dan penetapan harga jual beli listrik atau Power Purchase Agreement (PPA). Namun, masalah tersebut harus dicari jalan keluar.
"Saya sampaikan kan kalau sudah tanda tangan PPA harus diikuti, ada checklist-nya. Izin pembebasan lahan seperti apa, kemudian financial closing-nya sudah beres tidak. Yang bisa dibantu ya bantu. Yang bisa dicarikan solusi ya carikan. Itu tugasnya menteri disitu," sebutnya.
(feb/ang)











































