PT PLN (Persero) membangun pembangkit-pembangkit listrik baru untuk 'menerangi' pulau-pulau terdepan dan daerah perbatasan, salah satunya di Pulau Saumlaki di Maluku Tenggara Barat yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.
Di pulau terluar Maluku ini dibangun 2 buah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), yaitu PLTD Bomaki dan PLTD Tutukembong. PLTD Bomaki yang berkapasitas 3 x 1.000 KW terletak di Desa Bomaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Sedangkan PLTD Tutukembong 4 x 500 KW berada di Desa Tutukembong, Kecamatan Nirun Mas, Kabupaten Maluku Tenggara. Mulai tanggal 25 Agustus 2015 ini kedua PLTD sudah beroperasi penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk PLTD di Pulau Saumlaki misalnya, biaya produksi listrik mencapai kisaran Rp 4.000/kWh, sementara masyarakat hanya membayar Rp 800-1.000/kWh. Karena itu, PLN butuh subsidi dari APBN untuk menutupinya.
"Kurang lebih (biaya produksi listrik) Rp 4.000/kWh. Rata-rata kita jual hanya Rp 800-1.000/kWh," ungkap Manager PLN Area Tual, Awat Tuhuloula, kepada detikFinance di PLTD Bomaki, Maluku, Selasa (25/8/2015).
Agar harga listrik di Pulau Saumlaki bisa ditekan, PLN berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dalam waktu dekat. Dengan begitu, ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) dapat dikurangi, harga listrik pun lebih murah karena menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar.
"Kalau gas sudah masuk pasti (harga listrik) turun drastis. Khusus untuk Saumlaki ini akan dibangun PLTG selain PLTD. Sementara sudah dilakukan survei oleh PLN dan pengukuran temperatur air, jembatan, struktur lahan oleh tim teknis. Yang jelas kita akan bangun," tutur Awat.
Tak hanya di Pulau Saumlaki, PLN juga akan membangun PLTG di Pulau Tual dan Pulau Dobo. Di Saumlaki sendiri akan dibuat PLTG dengan kapasitas 10 MW.
"PLTG (akan dibangun) untuk Saumlaki, Tual, dan Dobo. Di Tual 20 MW, Saumlaki sendiri 10 MW, Dobo 10 MW. COD (Commercial Operation Date) kemungkinan 2016-2017 di Tual. Supaya tidak terlalu bergantung pada BBM," paparnya.
Sebagai informasi, PLN kini mampu memasok listrik hingga 4,8 MW untuk Pulau Saumlaki, jauh lebih tinggi dari beban puncaknya yang hanya 3 MW. Pulau Saumlaki pun boleh dinyatakan bebas dari 'byar pet' alias pemadaman bergilir.
Namun, setiap tahun pelanggan di pulau terluar Maluku ini terus bertambah, kebutuhan terus meningkat sehingga PLN harus terus membangun pembangkit baru. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat memperkirakan kebutuhan listrik Pulau Saumlaki akan bertambah 1 MW setiap tahun seiring berkembangnya industri perikanan dan banyak industri rumah tangga.
(rrd/rrd)