Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai, proyek tersebut harus bisa terlaksana. Ini bukan soal mampu atau tidak, namun telah menjadi keharusan.
"Jadi kalau ditanya apakah yakin? Ini keharusan dan tantangan bagi kita," ujarnya saat acara diskusi 'Energi Kita', di Hall Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (30/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah 70 tahun merdeka, ada 50 pulau terdepan yang sudah dialiri listrik, ini harus diapresiasi. Itu PLN. Itu adalah amanah presiden. Kita mesti berusaha agar 50 pulau terluar lainnya juga bisa teraliri listrik. 35.000 MW ini bukan target yang ringan," kata Sudirman.
Ia menjelaskan, listrik merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Banyak wilayah yang belum teraliri listrik. Melalui pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW ini, rasio elektrifikasi bisa dimaksimalkan.
"Bicara listrik di Jakarta ini tidak ada kepentingan, tapi kalau yang pernah merasakan dalam kegelapan seperti saya di waktu kecil, listrik ini sesuatu luar biasa," katanya.
Sudirman menyebutkan, saat ini konsumsi listrik per kapita per tahun masyarakat Indonesia masih rendah, hanya 800 Kwh, sementara di Malaysia sudah mencapai 2.500 Kwh.
"Rasanya target ini harus dipegang erat-erat bagaimana caranya mencapai itu. Satu pencapaian simbolik ketika proyek Batang itu di groundbreaking, di situlah terjadi koordinasi yang luar biasa dan pelaku usaha gimana bekerja sekeras-kerasnya. Mari kita berjuang untuk mewujudkan ini," katanya.
(drk/hen)











































