Harga Sawit Anjlok, Program Biodiesel Jadi Harapan Petani

Harga Sawit Anjlok, Program Biodiesel Jadi Harapan Petani

Rista Rama Dhany - detikFinance
Selasa, 01 Sep 2015 13:08 WIB
Harga Sawit Anjlok, Program Biodiesel Jadi Harapan Petani
Jakarta - Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) terus terjun bebas di angka US$ 400 per metrik ton (MT). Hal ini membuat Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mempercepat penyerapan biodiesel dalam jumlah besar dalam program mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN) 15%.

Dengan program BBN 15% ini, menjadi harapan pengusaha dan petani sawit, untuk meredam anjloknya harga sawit ekspor.

"Harga CPO sekarang sudah di angka US$ 400 per MT," kata Direktur Penyaluran Dana BPDP Dadan Kusdiana kepada detikFiance, Selasa (1/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga CPO terus turun, awal Mei lalu harga CPO masih berada diangka US$ 665 per MT, bahkan pada Juni sempat naik US$ 653,2 per MT.

"Kita yakin bahwa situasi sulit ini akan berakhir. Dan keseimbangan baru akan tercapai. Pasar akan tumbuh lagi dan sawit Indonesia akan jadi yang paling siap bersaing," kata Dadan.

Dadan mengatakan, di tengah situasi harga CPO terus anjlok ini, petani dan industri sawit masih cukup optimis, salah satunya karena ada program biodiesel.

"Petani dan industri kita masih cukup optimis. Meningkatnya konsumsi biodiesel dalam negeri dan replanting. Kedua hal ini meningkatkan permintaan dan mengurangi supply in a productive way," katanya.

Dadan mengatakan, sampai dengan 31 Agustus kemarin, hanya dalam 5 hari kerja telah tersalurkan 9,7 juta liter biodiesel dari produsen biodiesel sawit ke Pertamina, atau hampir 10 ribu KiloLiter. Itupun baru yang dikirim lewat truk tangki (jalan darat). Sedangkan pengiriman besar menggunakan kapal akan tiba 1-2 hari lagi.

Jumlah tersebut merupakan bagian kontrak lebih dari 300 ribu kilo liter (KL) untuk pengiriman sampai Oktober 2015. 400 ribu KL lagi sedang dalam proses kontrak untuk pengiriman sampai Desember 2015. Perusahaan yang telah mengirimkan biodieselnya ke Pertamina antara lain adalah PT MusimMas.

Tahun 2016 kontrak kebutuhan Pertamina akan mencapai sekitar 2,5 juta KL biodiesel untuk program PSO dan sekitar 2,6 juta untuk non PSO.

Ia menambahkan, terkait dana pungutan ekspor kelapa sawit atau CPO Supporting Fund (CSF) alias dana 'celengan' sawit sampai Jumat (28/8/2015) sudah mencapai Rp 1,3 triliun. Dana 'celengan' sawit ini mulai ditarik 16 Juli 2015 lalu.

Dana CSF dipungut dari eksportir saat setiap kegiatan ekspor produk sawit, dan dipakai untuk pengembangan industri sawit di Indonesia. Bagi eksportir yang tidak mau bayar, bakal mendapat sanksi. Dana pungutan sebesar US$ 50 per ton untuk setiap Crude Palm Oil (CPO) dan US$ 10-40 per ton CPO olahan yang diekspor.

"Sampai jumat kemarin sudah terkumpul Rp 1,3 triliun, target tahun ini Rp 3 triliun," tutup Dadan.

(rrd/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads