Total Mau Bantu Pertamina Kelola Blok Mahakam, Tapi Ada Syaratnya

Total Mau Bantu Pertamina Kelola Blok Mahakam, Tapi Ada Syaratnya

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 04 Sep 2015 19:35 WIB
Total Mau Bantu Pertamina Kelola Blok Mahakam, Tapi Ada Syaratnya
Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan tak sanggup untuk mengelola sendirian Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Alasannya, Blok Mahakam termasuk ladang migas yang tingkat kesulitannya tinggi, mengelola blok ini membutuhkan modal yang amat besar hingga Rp 14 triliun per tahun.

Karena itu, Pertamina ini ingin menggandeng Total E&P Indonesie untuk mengelola lagi Blok Mahakam. Pemerintah pun membuka kesempatan kepada Pertamina untuk menggandeng Total atau kontraktor lain dengan Participating Interest (PI) hingga 30%. Bagaimana tanggapan Total?

Total mengaku siap membantu Pertamina mengelola Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018 mendatang. Namun, 'tak ada makan siang gratis', Total mengajukan beberapa persyaratan kepada Pertamina dan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vice President HR Communications General Services Total E&P Indonesie, Arividya Noviyanto menyatakan, bahwa pihaknya menginginkan adanya kenaikan bagian minyak dan gas bumi yang diterima oleh Total dalam Production Sharing Contract (PSC).

Dalam PSC saat ini, Total mendapatkan bagian 15% produksi minyak bumi dan 30% produksi gas bumi dari Blok Mahakam, sedangkan negara mendapat 85% bagian minyak bumi dan 70% untuk gas bumi. Jika dilibatkan lagi pada 2018 nanti, Total meminta bagiannya lebih tinggi baik untuk minyak maupun gas.

"Kita berharap lebih baik dari PSC Mahakam yang sekarang. Kalau sekarang kan 85:15 (untuk minyak bumi), kalau gas 70:30, jadi kita minta di atas itu," ungkap Noviyanto saat Media Gathering di Hotel Aston, Bogor, Jumat (4/9/2015).

Selain itu, Total juga meminta kenaikan harga untuk minyak dan gas bumi yang dialokasikan untuk pasar di dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO). Menurutnya, harga minyak dan gas untuk DMO saat ini terlalu murah. Noviyanto mengatakan, idealnya harga minyak untuk DMO adalah 25% dari Indonesia Crude Price (ICP), sementara saat ini cuma US$ 20 sen per barel.

"DMO price sekarang US$ 20 sen per barel harus diinaikin. Kalau kontrak baru (idealnya) 25% dari ICP. US$ 20 sen itu kan harga minyak zaman Orba (Orde Baru)," katanya.

Novianto mengatakan, bila tawaran yang disodorkan Pertamina dan pemerintah cukup menggiurkan dan ekonomis, barulah Total bersedia bekerja sama dengan Pertamina untuk mencari solusi menekan decline rate (tingkat penurunan) produksi migas di Blok Mahakam yang sudah sangat tua.

"Kita akan bantu pemerintah, diskusi dengan Pertamina cari solusi supaya produksi Mahakam baik. Selama ini kita good intention, bukan kabur, kita nggak seperti itu. Kita lakukan sesuai yang (dengan kewajiban) kita lakukan," pungkasnya.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads