Impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi menjadikan PT Pertamina (Persero) perusahaan dengan kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS) paling tinggi di Indonesia. Dalam sehari dibutuhkan sekitar US$ 60-80 juta.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyampaikan hasil rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/9/2015)
"Kebutuhan dolar Pertamina ini tertinggi dibandingkan dengan siapapun, hampir US$ 60-80 juta per hari dari Bank Indonesia (BI)," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya harus ada upaya untuk mengurangi. Ditugaskan kepada Direktur Pertamina dan Menteri ESDM mengambil langkah-langkah agar beban yang besar untuk kebutuhan dolar pada kita semua bisa dikurangi," jelasnya.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, tingginya kebutuhan dolar AS karena setiap hari BBM yang diimpor Pertamina adalah 700.000 barel per hari (bph).
"Untuk impor BBM, kan kami memang hampir 700 ribu barel per hari BBM kita impor. Itu makanya kami harus bangun kilang," ujar Dwi.
(mkl/dnl)











































