Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan turunnya anggaran kementeriannya, karena penerimaan negara turun sehingga beberapa program infrastruktur di kementerian ESDM yang tidak jadi prioritas digeser dengan ditawarkan ke pihak swasta.
"Karena memang banyak anggaran kementerian/lembaga yang diturunkan. Karena banyak penerimaan fiskal menurun jadi prioritasnya digeser. Dan sebenarnya sebagian besar infrastruktur ESDM itu dibiayai oleh badan usaha, karena dianggap kompetitif bisa membiayai diri sendiri," kata Sudirman, ditemui di Gedung DPR, Rabu (9/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kegiatan rutin nggak. Tapi kan tadi saya bilang kalau serapannya baik, pertengahan tahun kami bisa ajukan APBN perubahan. Serapan tahun ini juga belum sampai 20%, karena memang dari dulu selalu begitu. Makanya ini sedang diperbaiki dengan cara persiapan lebih awal tender," jelasnya.
Terpangkasnya anggaran tersebut juga membuat rencana permintaan anggaran di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rp 10 triliun tidak terpenuhi. Padahal dana tersebut diperuntukkan untuk menggenjot proyek-proyek energi baru terbarukan.
"Diakomdasi dengan cara berbeda (anggaran EBTKE). Tidak seluruhnya di Kementerian ESDM. Jadi ada yang Dana Alokasi Khusus (DAK) ada yang lewat BUMN. Tapi kalau untuk bicara volume kegiatannya tidak jauh beda dari apa yang kita usulkan cuma tidak dilewatkan ke ESDM," tutup Sudirman. β
Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengatakan, pagu anggaran Kementerian ESDM tahun depan diusulkan Rp 8,9 triliun. Hingga 31 Agustus 2015, serapan anggaran Kementerian ESDM baru 14,9%.
(rrd/hen)











































