"Dengan adanya kilang RFCC ini maka RU IV Cilacap mempunyai kilang untuk memproduksi Pertamax dengan pemantauan yang lebih besar," kata Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi, yang memantau persiapan Start up RFCC yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Senin (14/9/2015).
Menurut dia, secara umum tahapan konstruksi RFCC telah selesai. Saat ini ada beberapa equipment yang telah beroprasi dan tidak butuh waktu lama seluruh equipment dapat dilakukan start up dan commissioning.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam proses start up memang dilakukan secara bertahap dan diharapkan pada September ini semua unit equipment beroperasi sehingga bulan depan tetes produk pertama dimulai.
"Minggu kedua Oktober sekitar tanggal 6 atau 8 kilang RFCC ini siap untuk diresmikan oleh presiden sakaligus dicanangkan dimulainya pembangunan kilang PLBC (Proyek Langit Biru Cilacap) selama 2 tahun, dan jika proyek ini selesai maka seluruh gasoline (bensin) yang keluar seluruhnya adalah pertamax," ungkapnya.
Sementara produk dari RFCC Cilacap sendiri nantinya adalah gasoline RON 93 dengan standart Euro 3 sebanyak 37.500 barel stream day, LPG 389.000 ton per tahun, Propylene 430 ton per hari.
Dengan begitu diharapkan RFCC dapat mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebanyak 600.000 barel per bulan dan mengurangi impor produk-produk lainnya. HOMC sama dengan Pertamax.
RFCC juga akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) yang dihasilkan dari Crude Destilation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi yakni gasoline oktan tinggi dan ramah lingkungan, peningkatan LPG dan produk Propylene.
"Keberadaan RFCC sangat strategis, selain meningkatkan keekonomian kilang Cilacap juga dapat mengurangi impor untuk menghemat devisa negara," ujarnya.
(arb/rrd)











































