Ahok: Impor BBM Kuras Devisa Negara, Kalau BBG Made in RI

Ahok: Impor BBM Kuras Devisa Negara, Kalau BBG Made in RI

Ayunda Windyastuti Savitri - detikFinance
Rabu, 30 Sep 2015 14:33 WIB
Ahok: Impor BBM Kuras Devisa Negara, Kalau BBG Made in RI
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok) menyambut baik kebijakan penggunaan mobil berbahan bakar ramah lingkungan seperti Compressed Natural Gas (CNG). Ahok mendukung Pemprov DKI perlu segera menerapkan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagaimana diamanatkan Perda Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Akan tetapi saat ini pemakai BBG terbesar hanya sebatas bus TransJ, bajaj dan beberapa unit taksi serta angkutan umum. Meski menurut Ahok penggunaan bahan bakar gas ramah lingkungan, namun di Indonesia belum ada converter kit yang mendukung penggunaan BBG, sehingga harus senantiasa impor BBM.

"Impor BBM lebih mahal dan menguras devisa kita. Tapi kalau gas ini asli made in Indonesia. Ini yang kita harapkan akan menghemat devisa," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok senang PT Toyota Motor Manufactoring Indonesia memproduksi mobil jenis sedan berbahan bakar CNG. Bahkan pihaknya juga menggandeng Bluebird Group dan Express Group di bidang transportasi.

Ahok juga tertarik untuk mengizinkan bus pariwisata dua perusahaan tersebut itu boleh beroperasi di jalur busway. Asalkan ada penumpangnya dan memiliki pintu di bagian tengah.

"Saya bilang Bluebird dan Exspress, saya ingin bus wisatanya gabungin saja di jalur busway. Asal ada penumpang dan nggak boleh keluar jalur. Asal RFID kasih ke kita buat dikontrol," terangnya.

Tak tanggung-tanggung, Ahok juga ingin nantinya taksi juga boleh beroperasi di jalur busway. "Kalau sudah bagus, kami mungkin bisa mendorong taksi premium pakai jalur busway asal ada penumpang. Jadi nanti bisa terkontrol dan efisien," kata dia.

Selain itu, Ahok juga menginginkan truk -truk sampah di DKI juga menggunakan bahan bakar gas. Hal ini agar para petugasnya tidak nakal mencuri solar.

"Saya ingin pick up sampah kecil-kecil pakai gas juga supaya nggak ada truk nyolong minyak. Kemarin saya dapat foto alat berat 3-4 jam beroperasi lagi nilep solar ke tangki. Jadi solar dicolong. Dulu saya tanya kenapa tanaman di taman kering-kering, alasanya kurang truk. Beli! Alasan barunya sekarang solar tidak ada," terang Ahok.

Untuk lokasi pengisian bahan bakar gas, Ahok pun telah mengizinkan penempatan 'SPBG berjalan' atau MRU (Mobile Refueling Unit) di taman-taman dan kantor-kantor. Tujuannya untuk mempermudah pengguna kendaraan berbahan bakar gas.

Sekadar informasi, saat ini sudah tersedia 34 SPBG. Rencananya akan ditambah lagi oleh pemerintah melalui Pertamina sebanyak 22 SPBG dengan pendanaan dari APBN tahun ini.

Jika ada pihak yang menyebut hal itu merupakan pelanggaran, Ahok tidak ingin mempedulikannya. "Itu langgar aturan? Aduh sekarang saja orang banyak langgar aturan kitab suci. Yang nggak dibolehin itu ubah kitab suci," pungkasnya.

Hadir dalam kesempatan ini perwakilan Dewan Energi Nasional (DEN), Wakil Presiden TMMIN Warih Andang Tjahjono, Direktur Bluebird Group Adrianto Djokosoetono, Dirut Express Group Daniel Podiman dan Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi.

(aws/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads