Ia menyoroti izin dan operasi SPBU asing yang hanya beroperasi di kota-kota besar tanah air seperti DKI Jakarta. Di sisi lain, Pertamina harus mendistribusikan BBM dari kota besar hingga ke daerah pelosok.
"SPBU asing bertebaran di Jakarta, bertebaran di mana-mana. Itu nggak adil bagi Pertamina," kata Dwi saat diskusi Alumni ITS, di gedung Energy Tower, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertamina harus membawa BBM menggunakan kapal kecil hingga pesawat terbang dengan ongkos yang mahal. Bila ada hambatan distribusi, Pertamina menerima kritikan pedas dari publik. Sementara itu, SPBU asing tidak diwajibkan membuka dan menyalurkan BBM sampai ke pelosok negeri.
"Perusahaan SPBU hanya beroperasi di kota besar. Kita urus BBM Sabang sampai Merauke," ujarnya.
Β
Dwi juga berbicara perihal harga BBM pesawat jenis avtur. Pertamina mengakui avtur yang dijual di Bandara Soekarno-Hatta, keuntungannya dipakai untuk membiayai penyaluran harga avtur di pulau terpencil.
"Bandingkan harga avtur Jakarta dan Singapura boleh kita coba mendekati. Lantas siapa tanggung cost ke Jayapura, kecuali Pertamina angkut," tuturnya.
(feb/hen)











































