"PLN Qatar dan PLN Indonesia sepakat, akhirnya anak saja dikawinkan untuk membentuk perusahaan pembangkit 2 X 250 MW di Sumut," kata Direktur Utama PJB, Muljo Adji, kepada detikFinance, Rabu (7/10/2015).
Proyek yang masuk program 35.000 MW untuk mengatasi krisis listrik di Sumut. Untuk lokasi, prosesnya masih ditentukan oleh PLN sebagai induk karena ada perhitungan terkait lahan hingga pasokan energi primer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk investasi, Qatar melalui Nebras Power akan mengguyur dana sekitar Rp 7 triliun. PJB sendiri mengambil porsi kepemilikan saham mayoritas serta akan mengambil proses untuk pengoperasian dan perawatan.
"Mereka mau PJB punya 51% saham. Pendanaan semua dari mereka," jelasnya.
Selain dengan Qatar, PJB juga menggandeng Belanda untuk pengembangan listrik energi terbarukan dan ramah lingkungan untuk wilayah terpencil. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTB) dibangun dengan memanfaatkan rumput laut sebagai bahan bakar. Proses ujicoba ini akan dilakukan di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Konsep ini diklaim yang pertama di dunia.
"Itu dibangun Minahasa Selatan di renewabale energy. Bayangkan kita bangun 10 MW di satu pulau pakai batubara. Ambil dari pulau lain jarak ratusan kilometer di situ, padahal bisa pakai sumber daya lokal seperti rumput laut, solar cell, kelapa sawit atau wind power," ujarnya.
Tahap awal, PLN dan Belanda mengembangkan PLTB dengan kapasitas 10 MW. Bila berhasil, kapasitas akan terus ditingkatkan. Program ini juga akan memberdayakan pembudidaya lokal dalam memasok rumput laut setiap hari.
"Kita belajar 10 MW, kalau berhasil kita naikkan," ujarnya.
(feb/rrd)











































