Rizal ke SKK Migas: Digaji Tinggi Tapi Nggak Berpikir Independen

Rizal ke SKK Migas: Digaji Tinggi Tapi Nggak Berpikir Independen

Lani Pujiastuti - detikFinance
Rabu, 07 Okt 2015 13:05 WIB
Rizal ke SKK Migas: Digaji Tinggi Tapi Nggak Berpikir Independen
Jakarta - Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tak bosan-bosan mengeluarkan 'kepretan'-nya. Kali ini ia mengkritik para pejabat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang digaji tinggi, tapi tak mau berpikir independen.

Hal tersebut ia ungkapkan ketika memberikan keynote speech dalam Seminar Kesiapan Bangsa dan Strategi Menghadapi Krisis Energi Nasional di Djakarta Theatre, Rabu (7/10/2015).

"Kasus ladang (migas) Blok Masela, itu cadangannya sangat besar sekali, sehingga disebut Lapangan Abadi. Kita harus pikirkan bagaimana sumber daya alam gas ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sebesar-besarnya. Tapi pejabat-pejabat kita berhasil dibujuk oleh perusahaan asing, saya nggak mau sebut perusahaanya," kata Rizal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizal mengatakan, perusahaan yang ia maksud mau membangun kilang gas alam cair (LNG) setinggi 3 kali monas di laut.

"Mau bangun floating plant apung setinggi 3 kali monas yang sangat besar. Setelah kami cek angka-angkanya ngawur, pejabat itu hanya terima mentah-mentah kajian asing tanpa kajian sendiri. Ditakut-takuti dekat Ladang Abadi ada palung dalam. Padahal sebenarnya slope itu rendah," ucapnya.

Mendapatkan kenyataan tersebut, Rizal mengaku kecewa berat terhadap para pejabat SKK Migas.

"Saya betul-betul kecewa. SKK Migas gajinya sudah tinggi-tinggi, tapi nggak mau berpikir independen. Apa yang diterima feedback dari kontraktor asing langsung diterima mentah-mentah," tegasnya.

Menengar penyataan tersebut, para peserta yang hadir di seminar tersebut sontak ramai berteriak "Bubarkan saja itu"

"Jangan, jangan seperti itu," jawabnya.

Rizal menyatakan, pertama, hitung-hitungan asal. Tidak diperhitungkan apa efeknya dari perkembangan wilayah.

"Sore ini saya akan terima perwakilan Maluku, mereka tidak terima kekayaan ikan dikeruk dan warga tidak dapat apa-apa. Masak mau terulang-ulang lagi di kasus Masela ini. Kalau kita bangun plant di darat, efek ekonominya akan sangat besar. Akan ada Balikpapan baru," katanya.

"Pejabat keblinger (keliru) ini, jangan kebangetan (terlalu). Ini kesempatan untuk membangun sejenis kota Balikpanan lebih besar. Kesempatan membangun Indonesia Timur. Bahkan kalau dibagi untuk masyarakat Maluku saja bisa mereka hidup lebih kaya dari warga Qatar. Selain Lapangan Abadi di Blok Masela itu juga banyak potensi kekayaan alam lain," tambahnya.

(rrd/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads