Proyek Listrik Telat, Sulut dan Gorontalo Krisis Listrik

Proyek Listrik Telat, Sulut dan Gorontalo Krisis Listrik

Rista Rama Dhany - detikFinance
Rabu, 21 Okt 2015 14:18 WIB
Proyek Listrik Telat, Sulut dan Gorontalo Krisis Listrik
Jakarta - Wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo sejak 2013 mengalami defisit listrik, hampir setiap hari terjadi pemadaman listrik dan kondisi ini belum berakhir. Hal ini terjadi akibat telatnya penyelesaian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Anggrek di wilayah tersebut yang seharusnya tuntas 2013.

"Sebenarnya kondisi defisit listrik ini terjadi karena dua faktor, pertama karena tingkat konsumsi atau kebutuhan listrik masyarakat di Suluttenggo (Sulawesi Utara dan Gorontalo) meningkat. Kedua, kebutuhan meningkat tapi penambahan pasokan listrik tidak ada," General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Suluttengo, Baringin Nababan, dihubungi detikFinance, Rabu (21/10/2015).

Baringin mengatakan, PLN sebenarnya sudah jauh-jauh hari melelang proyek PLTU Anggrek 2 x 25 megawatt (MW). Sebenarnya bila proyek ini selesai tepat waktu, maka kebutuhan listrik masyarakat di Suluttenggo cukup atau tidak ada pemadaman bergilir. Saat ini wilayah Suluttenggo mengalami defisit listrik 30 MW dari total kapasitas 325 MW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Telatnya PLTU Anggrek 50 MW ini, karena kontraktor yang menang lelang proyek ini tidak mampu menyelesaikan pembangunan pembangkit, alasannya macam-macam mulai dari masalah keuangan, internal dan lainnya. Makanya langsung diambil alih PLN. Tapi waktu pengambilalihan kan butuh proses, kita juga cek dari awal lagi proses pembangunannya," ungkapnya.

"Saat ini proses pembangunan PLTA Anggrek sudah hampir selesai, Desember tahun ini atau Januari 2016 sudah rampung. Dan kami harapkan tidak ada lagi pemadaman listrik di Suluttenggo," tutupnya.

(rrd/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads