Dirjen Migas, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, pemerintah punya target membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW). Dari jumlah itu, sebanyak 13.000 MW ditargetkan menggunakan bahan bakar gas bumi.
"Kita ingin sinkroniasi antara pasokan dan permintaan, karena kita ingin produksi gas bumi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin di dalam negeri, termasuk untuk proyek listrik ini," ujar Wiratmaja, di acara Sarasehan Stakeholder Gas Bumi Nasional 2015, di Hotel Discovery Kartika Plaza, Bali, Senin (2/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau di malam hari lihat dari satelit, yang terlihat hanya Pulau Jawa-Bali saja, pulau lainnya hampir tak terlihat. Kenapa? Karena listriknya pas-pasan, bahkan masih banyak yang tidak menikmati listrik. Di sinilah pemerintah ingin produksi gas bumi yang besar saat ini bisa digunakan untuk listrik," ungkap Wiratmaja.
Wiratmaja menambahkan, di acara sarasehan inilah, pemerintah ingin mendengar suara para pemangku kepentingan di industri hulu migas, pelaku usaha membutuhkan dukungan dan insentif dari pemerintah seperti apa.
Acara sarasehan ini dihadiri oleh pelaku industri dan regulator mulai dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), PT Pertamina Gas, PT Indogas, Total E&P Indonesie, Medco EP, BPH Migas, SKK Migas, dan perusahaan-perusahaan pengguna gas bumi.
(rrd/dnl)











































