Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal meresmikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Sumatera Selatan. Menteri ESDM, Sudirman Said, mewakili Jokowi dalam peresmian pembangkit listrik di Muara Enim tersebut.
Dua PLTU yang diresmikan adalah, pertama groundbreaking atau pencanangan batu pertama proyek PLTU Sumsel 8. Dan peresmian beroperasinya PLTU Banjarsari. Hadir dalam acara ini, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Milawarma, Dirjen Listrik Kementerian ESDM Jarman.

Batalnya peresmian oleh Jokowi ini adalah yang kedua kalinya terjadi. Sebelumnya, Jokowi juga batal meresmikan 2 PLTU tersebut pada 15 Agustus 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman menambahkan, Presiden kemungkinan besar juga akan menengok ke lokasi PLTU ini sewaktu-waktu. "Presiden biasanya menengok proyek-proyek sudah groundbreaking," kata Sudirman.

PLTU Sumsel 8 yang terletak di Muara Enim, Sumatera Selatan, merupakan proyek pembangkit listrik mulut tambang yang dibangun tanpa Jaminan Pemerintah (Government Guarantee). PLTU ini akan memanfaatkan batu bara yang ada di lokasi tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Muara Enim, Sumatera Selatan, dengan menggunakan teknologi subcritical pada boiler-nya sehingga akan lebih ramah lingkungan.
PLTU Banjarsari yang terletak di Lahat, Sumatera Selatan ini juga merupakan pembangkit listrik mulut tambang yang dibangun oleh PTBA, bekerja sama dengan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dengan memanfaatkan bahan bakar batu bara dari tambang Muara Tiga Besar Selatan Milik PTBA.
Dua pembangkit baru ini akan menambah pasokan dan meningkatkan keandalan listrik di Sumatera. Selain itu, pembangunan PLTU ini pun merupakan bagian dari upaya diversifikasi pembangkit non BBM, sehingga mampu menurunkan biaya pokok penyediaan listrik yang berpengaruh pada pengurangan subsidi listrik.











































