"Sekarang terang benderang dalam pengadaan minyak. Perusahaannya di Jakarta, bukan di Singapura, pengawasan di depan mata kita, langsung oleh steering comitte yang terdiri dari 3 direktur," kata Sekretaris Perusahaan Pertamina Wisnuntoro dalam acara diskusi 'Energi Kita' di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu (15/11/2015).
Selain pengawasan langsung, pihaknya juga kini membuka seluas-luasnya dengan proses tender terbuka. Hal ini terlihat dari jumlah rekanan atau vendor yang bertambah pesat sejak tugas Petral diambil alih ISC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan proses pengadaan yang lebih terbuka, menurutnya, kemungkinan manipulasi harga minyak sudah sulit dilakukan. Persyaratan pemasok pun hanya diwajibkan memiliki modal minimal US$ 50 juta, dan menguasai penyimpanan (storage) BBM.
"Jika Petral tidak ada, sekarang jelas hasilnya kita bisa hemat US$ 103 juta sejak Januari hingga triwulan III. ISC buka seluas-luasnya sehingga siapa saja bisa ikut," kata Wisnuntoro.
"ISC dulu hanya perencana, pas zaman Rini Sumarni (Menteri BUMN) ini ISC ini yang seharusnya dibesarkan. Tapi kemudian ganti pemimpin Petral yang dibesarin, sekarang kebalik, Petral yang kita habisin sekarang," ujar Wisnuntoro.
(ang/ang)











































