Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, penetrasi bisnis SPBU ke Myanmar akan dilakukan lewat kerja sama patungan dengan BUMN minyak Myanmar, Myanmar Petroleum Products Enterprise. Merek BBM dan konsep SPBU akan diputuskan nanti.
"Prosesnya masih jalan, kita lagi ikut proses tender langsung di sana. Kalau kita menang (tender), kita bakal punya langsung 1.360 SPBU, tapi itu bukan punya sendiri, kita (saham) hanya 49% saja," ungkap Bambang, ditemui di pabrik pelumas Pertamina di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (11/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang menuturkan, kalau pun Pertamina kalah tender, pihaknya tetap akan melanjutkan ekspansi bisnis dengan membangun SPBU sendiri. Dia menargetkan, minimal pada 2018 sudah ada SPBU Pertamina yang beroprasi di Myanmar.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, meminta Pertamina tak hanya jago kandang, tapi juga mulai serius menggarap sektor hilir Migas di luar negeri, khususnya di kawasan ASEAN.
"Dengan program memperbaiki SPBU dengan kata-kata pasti prima, ini tuntutannya harus mampu berkompetisi bukan hanya di Indonesia. Suatu hari pasti SPBU Pasti Prima bisa saya lihat di Vietnam, Thailand, dan yang katanya sudah pasti di Myanmar. Targetnya sebelum 2018 saya bisa lihat SPBU Pasti Prima di Myanmar," kata Rini.
(rrd/rrd)











































