Kini, produksi solar di kilang Pertamina sedang berlimpah, dengan adanya bea masuk impor maka akan membatasi impor solar ke dalam negeri.
"Solar itu sekarang kelebihan produksi," kata Direktur Pemasaran PT Pertamina, Ahmad Bambang, ditemui di SPBU Pasti Prima, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (11/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, konsumsi solar turun, karena bisnis industri, tambang batu bara sedang lesu, selain itu, setiap liter solar 20% nya diganti dengan FAME (Biodiesel)," ungkapnya.
Ia mengharapkan, dengan kondisi ini pemerintah seharusnya mengenakan bea masuk dalam setiap liter solar yang diimpor. Karena masih banyak perusahaan swasta, mulai dari SPBU asing, badan usaha yang mensuplai solar ke industri, lebih memilih impor solar, padahal produksi dalam negeri sedang berlimpah.
"Pertamina produksi berlebih, pesaing lain malah impor. Kasih dong impor dikenakan bea masuk. Gantian pemerintah tolong kita (Pertamina). Karena kita disuruh beli FAME (Fatty Acid Methyl Ester/untuk biodiesel) ya kita beli, sekarang kita berlebih solar, ya sekarang gantian dong, tolong kita," tutup Bambang.
(rrd/hen)











































