Selentingan di tengah masyarakat, umumnya mencurigai petugas SPBU yang memainkan nozzle (corong) dispenser agar takarannya tak sesuai dengan meteran. Kecurigaan lainnya, adalah angka di meteran dispenser yang kadang kerap 'loncat'.
Senior Sales Executive Retail Wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur PT Pertamina (Persero), Awan Raharjo mengungkapkan, tak benar jika petugas SPBU, apalagi yang telah berstandar SPBU Pasti Pas melakukan kecurangan lewat nozzle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Awan, alasan petugas SPBU memainkan nozzle bukan untuk tujuan memanipulasi takaran, melainkan untuk menyesuaikan cara kerja dispenser SPBU yang memiliki sensor pada ujung nozzle.
"Di ujung noozle itu ada sensor. Ketika dia tersentuh cairan BBM karena tangki kendaraan sudah penuh, otomatis dispenser mati, itu untuk menghindari BBM tumpah. Maka dia tarik-tarik tuasnya berkali-kali untuk mode manual. Jadi dilepas terus ditarik lagi biar nggak muncrat," jelasnya.
Awan melanjutkan, Pertamina memastikan takaran pada SPBU Pasti Pas rutin diperiksa, baik oleh Badan Metrologi dan auditor independen yang disewa Pertamina. Bahkan standar SPBU Pasti Pas, jauh di atas standar keakuratan dispenser yang ditetapkan Balai Metrologi.
"Di Metrologi menetapkan loss dari setiap 10 liter itu 30 mililiter. Sementara Pasti Pas wajib di bawah 10 mililiter. Dispenser memang pasti ada loss dalam setiap pengisian, itu nggak bisa dihindari, tapi kita pastikan loss tak sampai 10 mililiter, itu hanya kira-satu satu sendok teh dari setiap pengisian 10 liter," ujar Awan.
(ang/ang)