Wakil Ketua Bidang SPBU, Himpunan Pengusaha Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) DKI Jakarta, Hermawan mengatakan, kerugian dari selisih pasca penurunan harga BBM mulai besok ini bakal ditanggung pengusaha. Apalagi tak hanya premium dan solar, besok harga Pertamax hingga Pertalite juga ikut turun.
"Ini bagian dari resiko bisnis, kita melayani masyarakat bagaimana agar stok BBM ada terus meski kita rugi. Perintah dari Pertamina juga pastikan stok harus tetap tersedia, jadi kita tanggung kerugian sebagai resiko bisnis," jelas Hermawan pada detikFinance, Senin (4/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jenis Pertamax per liter turun Rp 250, sementara margin kita Rp 375 jadi masih bisa tertutup. Kemudian Pertalite impas, premium turun Rp 150 dan margin Rp 277. Yang kita tanggung rugi hanya Solar karena margin hanya Rp 277 tapi turunnya 750, itu yang kita tanggung," katanya.
Hermawan menuturkan, dirinya tak bisa memastikan berapa kerugian yang ditanggung pengusaha SPBU, mengingat setiap SPBU memiliki omzet yang berbeda-beda.
"Rata-rata juga kita tidak ada, karena banyak sekali omzet hariannya. Ada yang sehari 50.000 liter, ada yang 8.000 liter dan sebagainya untuk satu jenis BBM tertentu kayak Solar," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Darmanto, Supervisor SPBU 34-13206 di Jalan Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur ini mengungkapkan, pemilik SPBU tak bisa menghentikan pasokan BBM dari Pertamina guna menghabiskan stok lama, meski harga BBM akan turun besok.
"Meski kita stok masih banyak, Pertamina punya kebijakan lain. Jadi BBM terus dikirim ke kita, nggak bisa kita bilang jangan kirim dulu buat habiskan stok. Kalau stok kosong kita kena pinalti (sanksi), jadi rugi margin ditanggung SPBU," terangnya.
(rrd/rrd)











































