Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengungkapkan, kerugian perseroan tersebut berasal dari kerugian penjualan premium luar wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).
"Luar Jamali saja Rp 6,3 triliun. Itu baru premium," ujar Bambang, ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi rugi itu ada dua. Satu, opportunity losses, satunya lagi benar-benar losses. Kalau losses bener, itu hitungannya US$ 149 juta (Rp 2,7 triliun), itu premium aja. Kalau opportunity losses Rp 6,3 triliun," terangnya.
(rrd/rrd)