Industri Batu Bara Suram, Pengusaha Berharap Proyek 35.000 MW

Industri Batu Bara Suram, Pengusaha Berharap Proyek 35.000 MW

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 05 Jan 2016 14:58 WIB
Industri Batu Bara Suram, Pengusaha Berharap Proyek 35.000 MW
Jakarta - Harga komoditas batu bara yang masih rendah, membuat sekitar 70% dari perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara merugi, atau beban operasi lebih besar ketimbang pendapatan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengungkapkan, industri batu bara saat ini relatif bergantung pada pasar pembangkit listrik dalam negeri. Mengingat permintaan dari pasar utama batu bara, China, hingga saat ini masih lesu.

"Sudah harga jatuh karena over supply, sekarang harus saingan dengan minyak yang juga lagi turun. Harga makin susah. Jadi yang masih bisa bertahan sampai sejauh ini karena banyak mengandalkan pasar pembangkit listrik," jelas Hendra pada detikFinance, Selasa (5/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berharap, program penambahan daya listrik nasional hingga 35.000 MW oleh pemerintahan Presiden Jokowi, bisa memperbaiki industri batu bara yang makin suram.

"Tahun 2008-2009 booming batu bara saat ekonomi China lagi bagus. Sekarang pasar luar nggak bagus, terpaksa harus andalkan dari permintaan lokal, apalagi ada program 35.000 MW. Jadi dalam 2-3 tahun lagi ada potensi penambahan 70 juta ton lagi, karena 60% dari pembangkit baru nanti masih banyak pakai batu bara," terang Hendra.

"Jangka panjang proyek 35.000 MW jadi penolong batu bara. Tentunya penambahan pembangkit bisa jadi prospek buat batu bara bisa lebih baik," pungkasnya.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads