Dalam data Kementerian Keuangan, dampak penurunan harga minyak dan batu bara menyebabkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di 2015 tak mencapai target.
Realisasi PNBP di 2015 lalu adalah Rp 252,4 trilun, dari target Rp 269,1 triliun. Penerimaan dari sektor migas di 2015 mencapai Rp 78,4 triliun, dari target Rp 81,4 triliun. Realisasi ini turun jauh dari 2014 yang sebesar Rp 216,9 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penerimaan minyak sebenarnya sudah mulai kecil. Seperti kita lihat saat 2015 kemarin PNBP dari migas sudah tinggal berapa. Makanya kita tekankan lebih ke pajak," kata Bambang di kantornya, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Selain itu, Bambang juga mengomentari soal rencana Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menekan beban cost recovery di tengah penurunan harga minyak dunia.
"Kita selalu melakukan dari tahun ke tahun," jelas Bambang.
SKK Migas mencatat, beban cost recovery dalam kegiatan hulu migas yang terjadi sepanjang 2015 adalah US$ 13,9 miliar. Banyak kalangan menilai, cost recovery sebesar itu tak sebanding dengan penerimaan negara dari sektor migas sebesar US$ 12,86 miliar di tengah penurunan harga minyak dunia.
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi menjelaskan, membengkaknya nilai cost recovery yang tak diikuti dengan naiknya pendapatan negara terjadi karena kontrak kegiatan sudah dilakukan sebelum harga minyak turun.
"Government tax yang turun dianggap tak sebanding dengan cost recovery. Harga minyak turun nggak bisa langsung turun juga cost recovery," jelas Amien.
Amien menjelaskan, cost recovery adalah pengeluaran-pengeluaran yang sudah ditombokin terlebih dahulu dan dicatat oleh K3S (Kontraktor Kontrak Kerja sama).
"Itu pengeluaran yang terjadi di waktu yang lalu-lalu, yah kita ganti sesuai hitunganya dari hasil penjualan minyak," tambahnya.
Amien melanjutkan, sejumlah efisiensi dari biaya operasi telah dilakukan sepanjang tahun lalu. SKK Migas menyebut telah berhasil menghemat US$ 351,5 juta dari renegosiasi ulang kegiatan EPCI (engineering, procurement, construction and installation), pemboran, kapal, turbomachinery, dan lainnya.
Harga minyak turun mendekati 20% sepanjang awal tahun ini. Minyak jenis Brent hari ini turun 20 sen ke US$ 31,35/barel atau terendah sejak April 2004. Sementara minyak produksi Amerika Serikat (AS), yaitu West Texas Intermediate (WTI) turun 26 sen ke US$ 31,15/barel.
(dnl/drk)











































