"Yang jelas selama Pak Maroef memimpin, negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Freeport berjalan sangat baik," kata Staf Ahli Menteri ESDM, Said Didu, โsaat dihubungi detikFinance di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Menurut Said, Maroef memiliki prinsip-prinsip yang sejalan dengan pemerintah Indonesia. Seperti halnya pemerintah Indonesia, Maroef berupaya mendorong agar Freeport transparan, memberikan keuntungan yang lebih besar kepada Indonesia, mempercepat pembangunan smelter, menjalankan divestasi saham, dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekompakan Maroef dengan pemerintah Indonesia tampak jelas dalam kasus 'Papa Minta Saham', ketika ada pejabat negara yang menawarkan jasa untuk perpanjangan kontrak Freeport di Papua dengan meminta imbalan saham.
"Di situ terlihat kekompakan Pak Maroef dan pemerintah, kita transparan saja saat ada yang mencoba mencari keuntungan dengan cara tidak benar," tutur Said Didu.
Karena itu, pihaknya menyayangkan mundurnya Maroef. Apakah hubungan pemerintah Indonesia dengan Freeport bisa tetap hangat, kini bergantung pada bagaimana sikap pengganti Maroef. "Kita belum tahu nanti bagaimana, tergantung penggantinya," tutupnya.
Sebagai informasi, Maroef Sjamsoeddin mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia setelah sekitar setahun bekerja di perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu. Freeport McMoRan, perusahaan induk Freeport Indonesia, telah menerima pengunduran diri tersebut. Posisi Presdir sementara dijabat oleh Robert Schroder.
(dnl/dnl)