Total produksi batubara Adaro Energy untuk tahun 2015 (FY15) adalah 51,46 Mt, atau 8% lebih rendah daripada FY14 dan sedikit lebih rendah daripada panduan produksi yang telah ditetapkan sebesar 52 Mt sampai 54 Mt.
Dalam keterangan tertulisnya, manajemen Adaro menjelaskan bahwa hal ini adalah akibat dari kelebihan pasokan yang berlimpah di pasar batubara dan melemahnya pertumbuhan permintaan di negara-negara pengkonsumsi batubara yang utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nisbah kupas gabungan rata-rata dari empat tambang perusahaan yang mencapai 4,60x untuk kuartal ini dan 5,19x untuk tahun ini masih sedikit di bawah target tahun 2015 yang ditetapkan sebesar 5,33x, dan 9% lebih rendah daripada nisbah kupas gabungan rata-rata tahun 2014 yang tercapai sebesar 5,68x.
Namun, walaupun terjadi penurunan terhadap nisbah kupas, perusahaan berhasil mempertahankan keunggulan operasi dan terus memberikan pasokan yang dapat diandalkan kepada para pelanggannya.
Total penjualan batubara Adaro untuk kuartal ini mencapai 11,91 Mt, atau turun 19% dari 4Q14. Total penjualan FY15 adalah 53,11 Mt, setara dengan penurunan 7% dari FY14, akibat kondisi pasar yang masih sulit.
Penjualan E4900 dalam tahun 2015 naik 11% dari tahun sebelumnya, sementara penjualan E5000 dan E4000 masing-masing turun 22% dan 62% dari FY14.
Sejak 4Q15, perusahaan telah mulai menjual produk yang merupakan campuran batubara dari Wara dan Balangan. Produk campuran Wara Balangan ini meningkatkan kualitas produk E4000 yang dihasilkan Wara dan membuka pasar untuk kategori batubara dengan nilai kalori yang lebih rendah.
Produk ini mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen-konsumen perusahaan di China dan India.
Walaupun perusahaan telah melihat beberapa tanggapan terhadap pasokan, yang terutama berasal dari Indonesia, tanggapan tersebut masih belum memadai untuk mengembalikan keseimbangan pasar.
Negara lainnya seperti Australia, Rusia dan Afrika Selatan β yang mendapatkan dukungan dari depresiasi nilai mata uang mereka terhadap Dolar Amerika Serikat, terus meningkatkan produksi pada tahun 2015.
Faktor ini, bersama dengan ketidakpastian dan melemahnya pertumbuhan permintaan dari negara-negara pengkonsumsi batubara yang utama, menyebabkan kondisi kelebihan pasokan masih berlanjut.
Adaro memperkirakan dalam jangka pendek pasar batubara akan tetap sulit, dan menetapkan panduan produksi bagi pasar yang tetap sama pada rentang 52 Mt sampai 54 Mt untuk tahun 2016.
Biaya kas batubara Adaro Energy diperkirakan akan terus menurun menjadi US$ 26/ton atau Rp 358.800 (Kurs Rp 13.800/US$) sampai US$ 28/ton atau Rp 386.400 karena harga minyak terus melemah dan nisbah kupas yang lebih rendah sebesar 4,71x.
Perusahaan memperkirakan EBITDA sepanjang tahun 2016 akan mencapai sekitar US$ 450 juta- US$ 700 juta atau Rp 6,21 triliun-Rp 9,66 triliun dan mempertahankan belanja modal yang rendah sebesar US$ 75 juta-US$ 100 juta atau Rp 1,035 triliun-Rp 1,38 triliun untuk tahun ini.
Perusahaan akan terus melaksanakan langkah-langkah efisiensi di semua lini operasi Grup, meningkatkan produktivitas, menjaga kas dan berhati-hati dalam pengeluaran modal.
(hen/dna)











































