Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi mengungkapkan, saat ini, perusahaan migas tersebut sudah mengajukan sejumlah angka untuk mengurangi karyawannya. Sebelumnya, perusahaan migas British Petroleum (BP) Indonesia juga telah melakukan pemangkasan karyawan, namun jumlahnya tidak besar.
"So far yang sudah selesainya tahun lalu itu BP (Indonesia). Nggak ribut karena jumlahnya kecil. Nah, yang besar ini Chevron, itu sudah mengajukan 1.200 orang," ujar Amin saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bertahap. Jadi tahapnya gini, ditawarkan sukarela, nah nanti dihitung lagi berapa banyak yang mundur, tahap kedua pensiun dini dipermudah, ini kan tahap kedua nih, sudah cukup apa belum, nanti ditawarkan lagi. Jadi kalau ditanya seberapa lama, aku belum tahu," katanya.
Amin menjelaskan, penurunan harga minyak telah menekan kinerja perusahaan migas. Tak hanya memangkas belanja modal maupun operasional, namun hingga berujung pada pemangkasan para karyawan.
"Karena harga minyak jatuh, penyebabnya jelas. Belanja capex, opex ditekan. Salah satunya untuk eksplorasi dikurangi," sebut dia.
Sebagai informasi, Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. CPI juga merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi sudah mencapai 2 miliar barrel. (drk/hns)











































