Istana: Perlu Kesabaran untuk Memutuskan Blok Masela

Istana: Perlu Kesabaran untuk Memutuskan Blok Masela

Maikel Jefriando - detikFinance
Senin, 01 Feb 2016 19:45 WIB
Foto: ilustrasi (Hasan Al Habshy-detikFoto)
Jakarta - Sidang kabinet terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Istana Negara terkait Blok Gas Masela belum menghasilkan keputusan. Jokowi belum memutuskan apakah pengembangan fasilitas Blok Masela akan dilanjutkan di darat (onshore) atau di tengah laut (offshore).

Demikianlah diungkapkan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung yang didampingi oleh Menteri ESDM, Sudirman Said dan Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/2/2016)

"Ini akan menjadi proyek gas terbesar di dunia, dan untuk itu memang perlu kesabaran dalam memutuskan. Karena keputusannya tidak boleh salah, suasana sidang kabinet sangat dinamis, sangat hangat. Dan Presiden sangat happy dengan apa yang terjadi. Jangan kita berbeda itu di luar, tetapi berbeda itu di dalam sidang kabinet," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fokus dari pemerintah adalah proyek ini harus memberikan keuntungan yang besar untuk Indonesia, khususnya bagi masyarakat setempat. Maka dari itu, Jokowi mengundang semua pihak terkait ke dalam rapat untuk mengkaji secara menyeluruh pengembangan Blok Masela.

"Bahwa ada yang berargumentasi di laut dengan sejumlah argumentasi yang ada, dan cost recovery, kemudian juga pendapatan negara, termasuk juga yang berasumsi di darat akan menimbulkan multiplier effect bagi masyarakat sekitar," sebutnya

"Jadi di dalam ratas tadi memang ada perbedaan dan sangat meriah selama sidang kabinet yang ada. Dan beliau (Presiden Jokowi) sekali lagi, di ujung mengatakan bahwa rapat seperti ini beliau memberikan penghormatan, tetapi jangan sudah presiden memutuskan, masih ada yang berbicara di luar terhadap keputusan yang sudah diambil Presiden," papar Pramono

Jokowi Ingin Dengarkan Inpex dan Shell

Sebelum memutuskan Blok Masela, Jokowi akan segera memanggil Inpex Masela Ltd dan Shell selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam pengelolaan Blok Masela. Ini penting, sebelum pengembangan fasilitas diputuskan di darat atau terapung di laut.

"Presiden akan mengundang secara khusus investor dalam hal ini Inpex dan Shell untuk didengarkan, karena mereka nanti yang akan menjalankan. Dan akan dilakukan dalam waktu dekat, sebelum finalisasi diputuskan Presiden," ujar Pramono.

Masih belum jelas, kapan waktu pemanggilan akan dilakukan. Namun Pramono memastikan tidak akan lama dan segera mengambil keputusan yang terbaik. Dari sisi internal pemerintah, sudah cukup banyak pembahasan yang dilakukan.

"Kami meyakini, apapun keputusan yang akan diambil presiden nanti adalah keputusan yang terbaik bagi bangsa, dengan mempertimbangkan konstitusi, mempertimbangkan kepentingan masyarakat banyak. Dan juga tentunya manfaat jangka panjang yang seluas-luasnya keberadaan proyek yang sangat besar ini," terangnya.

Gubernur Maluku Said Assagaff, menambahkan, dalam rapat tersebut juga diangkat permasalahan pengembangan daerah setempat.

"Bapak presiden meminta pendapat dari pemda. Yang penting bagi kami, saya rakyat Maluku akan sejahtera apabila pertumbuhan yang terjadi dalam beberapa tahun yang akan datang terkait pengembangan gas di Masela," kata Said pada kesempatan yang sama.

Rapat berlangsung sekitar dua jam yakni dimulai dari pukul 16.00 WIB. Para menteri yang hadir di antaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Rizal Ramli, dan Menteri PPN/Bappenas Sofyan Djalil, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan beberapa pihak terkait lainnya. (mkl/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads