Dari 34 provinsi di Indonesia, ada 4 provinsi rasio elektrifikasinya masih di bawah 70%, bahkan 1 provinsi di antaranya masih di bawah 50%.
Berdasarkan data Kementerian ESDM yang dikutip detikFinance, 4 provinsi yang paling rendah rasio elektrifikasinya adalah Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun provinsi dengan rasio elektrifikasi tertinggi adalah Bangka Belitung (99,97%), diikuti oleh DKI Jakarta (99,8%), dan Banten (95,64%).
Bila dihitung dari jumlah desa, ada 12.659 desa dari total 82.190 desa di seluruh Indonesia yang belum mendapat listrik dengan baik. Sebanyak 2.519 desa di antaranya belum mendapat listrik sama sekali, sebagian besar di Indonesia Timur.
Kementerian ESDM berupaya melistriki 2.519 desa ini melalui program Indonesia Terang. Anggaran untuk program ini akan diajukan dalam APBN-P 2016.
"Prinsipnya, ada treatment khusus untuk mempercepat. Yang belum terlistriki sama sekali itu 2.519 desa. Mayoritas ada di Papua, Maluku, NTT," kata Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, dalam rapat kerja dengan Komisi VII di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Sasaran program Indonesia Terang, sambungnya, dimulai dari desa tempat PLN belum hadir, yakni desa-desa yang tidak memiliki listrik sama sekali atau hanya menggunakan sistem pembakaran bahan bakar fosil, misalnya genset.
Dari 12.659 desa yang belum tersentuh PLN, sebanyak 10.140 desa di antaranya sudah memiliki listrik dari genset. "Program Indonesia Terang akan masuk ke 2.519 desa yang belum mendapat listrik sama sekali," ucapnya.
Pada tahun ini rasio elektrifikasi secara nasional diharapkan bisa naik menjadi 90,2%. Artinya, akan ada 2,5 juta pelanggan baru PLN, 7,5 juta penduduk akan mendapatkan listrik PLN. "Target kita elektrifikasi tahun ini 90,2%, naik 3%. Jadi kira-kira 2,5 juta rumah tangga, 7,5 juta penduduk," tutupnya. (wdl/wdl)











































