"Presiden memberikan instruksi agar mempercepat penanggulangan sampah di perkotaan, tapi dengan berbasis teknologi untuk energi," ungkap Ridwan, saat meninggalkan Istana Negara, Jakarta, Jumat (5/2/2016)
Produksi sampah Bandung mencapai 1.500 ton per hari, dengan penduduk sebanyak 2,5 juta orang. Menurut Emil, sejauh ini daerahnya cukup siap dalam pembangunan pembangkit tersebut. Lokasi sudah cukup lama disiapkan, dengan luas sekitar 6 hektar di Gedebage. Hanya saja, memang cukup berat dari sisi teknologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendala lainnya adalah dari sisi harga jual listrik yang tidak sesuai. Emil mengakui sangat berat bagi pemerintah kota bila dipaksakan.
"Kendala di beban biaya yang selama ini membebani pemerintah kota. Karena kalau dengan teknologi baru, investor minta balik modal, itu kan dibebankan ke tipping fee per ton-nya itu. Saking besarnya dihitung-hitung 20 tahun investasi lumayan berat ya di Bandung, sampai Rp 3 triliun kalau pakai konvensional," papar Emil.
Maka dari itu, sekarang disiapkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk mengatasi hal tersebut. Pemerintah pusat memastikan PLN akan membeli listrik dengan tarif yang menguntungkan kedua pihak.
"Keuntungan perpres ini sampah jadi listrik, listriknya bisa dibeli dengan harga PLN yang jauh lebih baik, ke kami APBD akan jauh lebih berkurang," pungkasnya. (mkl/wdl)