Transmisi sepanjang 30 kilometer sirkit (kms) tersebut terdiri dari 57 tower dan masuk dalam sistem interkoneksi Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) ke Riau lewat Bagan Batu. Proyek kelistrikan yang diresmikan Presiden Jokowi tersebut dibangun di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei seperti yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi VI terkait dengan peningkatan infrastruktur kelistrikan di KEK.
"Sejak dilakukan groundbreaking pada 27 Januari 2015, pembangunan SUTT 150 kV dan GI 60 MVA dikerjakan dengan cepat, bahkan lebih cepat dari rencana awal, pengoperasian ini setara dengan pelayanan beban sebesar 60 MVA yang dapat dikembangkan sampai dengan 120 MVA sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan energi listrik di kawasan Sei Mangkei" ujar Manajer Senior Publik Relation Agung Murdifi dalam keterangan tertulis, Senin (15/12/2016)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini ada 8 kawasan ekonomi yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah menjadi wilayah khusus, Kedelapan kawasan itu adalah Tanjung Lesung (Banten), Sei Mangkei (Sumatera Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Bitung (Sulawesi Utara), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) dan Maloi Batuta Trans Kalimantan/MBTK (Kalimantan Timur).
GI 150 kV Pagar Alam Optimalkan Pasokan di Sumatera Selatan
Sementara itu secara Pararel PLN Wilayah Sumatera Selatan, pada Selasa, 9 Februari 2016 berhasil mengoperasikan trafo daya 30 Mega Volt Ampere (MVA) Gardu Induk (GI) 150 kV Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan.
GI 150 kV Pagar Alam ini mengalirkan energi listrik dari Sistem Sumatera. Dengan beroperasinya trafo daya 30 MVA ini maka kualitas listrik di sisi pelanggan akan lebih baik dan lebih handal.
Sebelum memiliki trafo 30 MVA, GI 150 kV Pagar Alam hanya memiliki 2 trafo dengan daya 10 MVA dan 15 MVA. Seiring bertambahnya beban pada trafo tersebut, maka apabila terjadi gangguan pada salah satu trafo, maka trafo yang beroperasi tidak dapat memikul beban yang ada. Hal ini tentu menyebabkan pemadaman bergilir yang akan meresahkan masyarakat.
Hadirnya trafo 30 MVA ini untuk menggantikan trafo 10 MVA (replacement) yang sudah ada, artinya siap untuk melayani permintaan pelanggan baru dan tambah daya dari masyarakat sekitar.
"Hadirnya trafo 30 MVA dan GI 150 kV ini merupakan hadiah untuk para pelanggan dari PLN dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang terbaik, sejalan dengan itu perkuatan sistem jaringan juga memungkinkan PLN dapat melayani permintaan pelanggan baru dan tambah daya," ungkap Agung Murdifi.
Seperti diketahui, Pulau Sumatera menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan Pembangkit 35.000 MW. Di mana 18.000 MW pembangkit akan dibangun di Sumatera. Sedangkan pembangunan jaringan transmisinya sendiri diperkirakan mencapai 19.292 Kilo Meter Sirkit (kms) dengan kebutuhan Gardu Induk mencapai 32.096 MVA. (hns/ang)











































