Harga Minyak Anjlok, Halliburton Kurangi 5.000 Karyawan

Harga Minyak Anjlok, Halliburton Kurangi 5.000 Karyawan

Wahyu Daniel - detikFinance
Jumat, 26 Feb 2016 12:13 WIB
Foto: Reuters
Jakarta - Harga minyak yang anjlok kembali memakan korban. Perusahaan penyedia jasa eksplorasi minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat (AS), Halliburton, memangkas 8% tenaga kerjanya, atau sekitar 5.000 orang.

Pemangkasan karyawan ini akan dilakukan untuk operasi Halliburton di seluruh dunia dalam beberapa pekan ke depan.

Ini merupakan peristiwa terakhir yang terjadi akibat harga minyak yang anjlok, terhadap industri minyak di AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri ini turun sangat cepat dari yang diperkirakan semua orang," kata CEO Halliburton, Dave Lesar dan President Halliburton, Jeff Miller, dalam memo kepada para karyawannya, seperti dilansir dari CNNMoney, Jumat (26/2/2016).

Para eksekutif ini mengatakan, peluang bisnis di sektor ini akan makin memburuk.

Selain itu, perusahaan ini juga mencoba mengatasi situasi minyak murah, dengan mengonsolidasikan fasilitasnya di 20 negara, serta menutup operasinya di 2 negara.

Turunnya harga minyak juga membuat keuntungan Halliburton jatuh. Harga sahamnya turun lebih dari 50% sejak nilai tertingginya di pertengahan 2014.

Perusahaan penyedia jasa eksplorasi migas, seperti Halliburton, Schlumberger, dan Baker Hughes, telah mengumumkan pemangkasan jumlah tenaga kerja dalam 18 bulan terakhir.

Di AS, kegiatan pengeboran minyak berkurang drastis karena turunnya harga. Para perusahaan pengeboran sampai memangkas harga jasa pengeboran di tengah penurunan harga.

Kondisi murahnya harga minyak membuat perusahaan migas di AS sengsara. Setidaknya ada 44 perusahaan jasa di sektor migas mendaftarkan kebangkrutannya sejak akhir 2014 lalu. (wdl/hns)

Hide Ads