Sudirman tak mau menyebutkan nama pihak yang dimaksudnya. Namun, dia memberikan petunjuk pihak tersebut adalah koleganya di pemerintahan.
Koleganya ini sudah berkali-kali terlibat polemik dengan Sudirman, mulai dari soal proyek listrik 35.000 MW, Dana Ketahanan Energi (DKE), kontrak Freeport, hingga soal Blok Masela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku bingung harus bagaimana. Bila yang menghambat kebijakannya adalah mafia, tentu tinggal 'disikat'. Tapi karena penghambatnya adalah kolega di pemerintahan maka urusan menjadi rumit.
"Kalau yang mengganggu itu mafia, penjahat, kan menghadapinya enak. Tapi kalau kolega masak kita mau berbalas pantun?" tanyanya.
Sebagai informasi, saat ini proses pembahasan keputusan pengembangan Blok Masela masih terus dilakukan Pemerintah. Menurutnya, ada pihak yang mencoba membohongi rakyat (berita selengkapnya di sini).
Sudirman mengatakan bahwa dirinya beserta jajaran telah melaksanakan amanah Presiden untuk melakukan analisis terkait pengembangan wilayah di Provinsi Maluku terutama Maluku Bagian Selatan, sehingga hasil dari Blok Masela ini dapat membawa kesejahteraan bagi Indonesia terutama di Provinsi Maluku.
"Kami juga telah melaporkan mengenai dua skenario pengembangan Blok Masela. Informasi tersebut terutama mengenai bagaimana dampak bagi pengembangan wilayah di Maluku Bagian Selatan dan berapa besar investasi yang dibutuhkan bila di onshore maupun di offshore," ungkapnya.
Oleh karena itu Sudirman meminta tidak usah berpolemik terkait hal ini, karena Presiden tentunya akan mengambil keputusan yang memberi manfaat maksimal bagi masyarakat Maluku, Indonesia dan banyak pihak.
"Tidak usah berpolemik. Yang pura-pura berjuang untuk rakyat, yang menipu, yang suka mengklaim paling tahu, yang mau coba mengganti investor Masela berhentilah membohongi rakyat.Β Karena suatu saat akan terbongkar niat busukmu", tegas Sudirman. (ang/ang)











































