Salah satunya yaitu kampanye menghemat energi dengan slogan potong 10% hemat 10%.
"Jadi nanti ada kampanye menghemat energi dengan slogan potong 10% hemat 10%. Kalau keluar rumah ya matikan lampu, alat-alat rumah tangga seperti AC juga. Kalau itu dilakukan kurang lebih bisa menghemat 10%," kata Sudirman saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mau tekankan selama ini kita hanya fokus pada supply sight. Memang dari sisi suplai penting karena jadi tulang punggung kebutuhan sumber daya kita. Tapi masalah konservasi ini tak pernah jadi perhatian," jelas Sudirman.
Di sektor penggunaan energi, sambungnya, tanpa adanya perhatian khusus dalam bentuk regulasi dan instrumen lainnya, arah kebijakan tak pernah menyentuh upaya penghematan energi secara efektif.
"Maka keberhasilan ini bagaimana kita bisa kurangi intensitas energi kita. Kita ini masih boros energi. Apa yang harus dibangun agar penggunaan energi bisa efisien. Jangan hanya pada supply saja, tapi ke demand," ujar Sudirman.
Dia melanjutkan, sejumlah kebijakan dalam efisiensi energi akan segera dilakukan, seperti memulainya dengan insentif-insentif penggunaan perangkat listrik energi seperti lampu LED, dan disinsentif pada lembaga-lembaga negara yang dinilai boros dalam penggunaan listrik (hns/hns)











































