Molornya keputusan POD ini dipicu perdebatan, apakah kilang blok gas yang berada di Laut Arafuru itu dibangun di laut (offshore) atau di darat (onshore). Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, pemangkasan jumlah tenaga kerja tersebut dinilai wajar dan sesuai hitung-hitungan bisnis.
"Menurut saya mereka ini kan punya ratusan karyawan yang disiapkan untuk blok ini. Artinya saya kira sudah masuk akal jika kemudian berbulan-bulan tidak ada pekerjaan yang cukup. Jadi mereka memutuskan untuk mengurangi atau disesuaikan," ujarnya ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jawabannya sama, yaitu Presiden sudah mendengar seluruh pertimbangan. Dan saya pasti juga meminta masukan dari banyak pihak. Jadi kita menunggu saja kebijakan Presiden," ungkap mantan Direktur Utama PT Pindad ini.
Sudirman mengaku sebelumnya telah bertemu dengan petinggi Inpex dari Jepang. Saat pertemuan dirinya sudah menjelaskan bahwa penetapan POD harus diundur karena masih adanya perdebatan.
"Secara individual saya bicara dengan semua investor potensial termasuk K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Itu untuk meyakinkan bahwa setiap masalah punya cara penyelesaian masing-masing. Jadi tidak bisa disamaratakan prosesnya. Saya optimistis dalam keadaan sulit tetap saja ada jalan. Dan semoga mudah-mudahan tidak terulang lagi," tutupnya. (hns/hns)











































