Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Ngurah Wiratmaja mengungkapkan, produksi gas dari blok yang berada di Laut Arafuru tersebut dipastikan akan molor dari rencana semula, jika dibangun di darat (onshore).
"Mungkin ada penundaan. Kita menyesuaikan dengan perencanaan yang secepatnya lagi disusun ulang setelah diputuskan di darat. Artinya kalau FID (Final Investment Decision) yang laut saja tahun 2020, berarti harus dihitung ulang lagi," jelasnya pada detikFinance, Rabu (23/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalahnya bukan di POD (plan of development). Tapi bagaimana sinergi nanti dengan Pemda selesaikan kendala-kendala di darat, terutama lahan," ujar Wiratmaja.
Selain itu, lanjutnya, Kementerian ESDM juga tak bisa memastikan hitungan investasi yang menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, lebih murah US$ 6 miliar jika dibangun di darat ketimbang di atas laut.
"Kalau ESDM kan lihat dari usulan yang diberikan kontraktor Inpex. Biar mereka hitung lagi detailnya kalau mau bangun di darat," pungkasnya. (wdl/wdl)











































