Sudirman menyatakan harga yang berlaku di masyarakat tidak akan sesuai dengan keekonomian yang berlaku.
"Harganya tidak persis sama, tapi sudah mengikuti angka keekonomian," jelasnya, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/3/2016). Sudirman didampingi oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmadja Puja, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ingin jaga stabilitas. Jangan sampai sekarang turun habis, tapi pada waktu jelang lebaran, naik signifikan. Kasihan rakyat paling bawah. Kita akan lihat formula harga, mungkin nggak mentok di harga keekonomian, shingga ada simpanan," terang Sudirman.
Sudirman mengatakan, meski sekarang memang harga bisa rendah, tapi tidak menutup kemungkinan kembali naik seperti beberapa waktu sebelumnya. Bila ada kenaikan nilai keekonomian secara drastis, maka setidaknya harga yang berlaku dapat ditahan untuk tidak naik.
"Kami kami sebut smooting out. Ini cara kami melindungi masyarakat paling bawah. Jadi dijaga supaya naik turunnya tidak sering," ungkap Sudirman.
Sudirman menilai, ketika harga BBM turun maka harga barang maupun jasa lainnya tidak begitu saja langsung diturunkan. Tapi ketika ada kenaikan sedikit, maka pengaruhnya menjadi sangat signifikan.
"Sekarang pilihannya penurunan berapapun tidak pengaruh ke transportasi. Tapi kenaikan sedikti harga-harga naik, yang dirugikan masyarakat bawah,"Β jelasnya. (mkl/wdl)











































